Membangun Integritas ASN Kementerian Agama

Sesungguhnya
jika kita kaji dan dan cermati bahwa kata kunci untuk membangun budaya kerja pada
kementerian ini adalah satu kata yakni integritas. Kata integritas dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia menunjuk pada arti sesuatu yang memiliki nilai
tersendiri karena mutunya yang karena mutu tersebut menempatkan ia menjadi
sesuatu yang memiliki arti dan bernilai. Darinya muncul pesona keanggunan
sekaligus kewibawaan dan terpancar sosok yang memiliki integritas. Nabi Muhammad SAW adalah sosok pribadi yang
memiliki kepribadian yang paripurna dan integritas tinggi. Satunya kata dan
perbuatan, memegang teguh nilai-nilai kebenaran adalah di antara indikasi
beliau seorang yang memiliki integritas.
Dalam konsep kepemimpinan dikenal istilah Total
Quality Management (TQM). Kata total
dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada di dalam organisasi harus
terlibat dalam upaya melakukan perbaikan dan peningkatan secara berkelanjutan.
Kata manajemen dalam TQM berlaku bagi setiap orang karena setiap orang adalah
manajer bagi tanggungjawabnya masing-masing.
Konsep
ini menekankan pada perbaikan pelayanan tiada henti. Senantiasa berimprovisasi
dan berinovasi untuk perbaikan mutu (Quality). Mutu berdasarkan Penelitian
Peters dan Austin dalam bukunya A Passion for Excellence: The Leadership Difference menyatakan bahwa penentu mutu dalam sebuah
intitusi adalah kepemimpinan.
Kepemimpinan yang baik berasal dari adanya individu yang baik pula dan
institusi yang baik karena terdiri dari orang-orang yang baik. Orang-orang baik
yang diharapkan adalah yang memiliki integritas (keselarasan antara
pikiran dan perbuatan), yang profesional (kompetensi dan menghargai waktu),
pribadi yang inovatif (mengkreasikan ke arah yang lebih baik), kepribadian yang
bertanggung jawab (konsekuen) dan mampu menjadi teladan dimana dan bagi
siapapun.
Individu yang berintegritas -sebagai lawan dari
individu yang hipocrisy (munafik)- sangat diperlukan dalam membangun
bangsa ini. Integritas bagaimana yang dapat dijadikan indikasinya? Phill
Pringle (dikutip Cholis Nafis) menyebutkan orang yang memiliki integritas dalam
kesehariannya terpantul dalam hal: 1) tidak mementingkan diri sendiri, tidak
egoisme dan semua karena aku; 2) dibangun di atas disiplin; 3) memiliki
kekuatan moral di tengah lingkungan yang serba menggoda; 4) sabar di saat
suasana tidak kondusif; 5) tahan uji; 6) konsisten (istiqamah) baik dikala
ramai maupun sendiri; 7) amanah (tepat janji); 8) memegang teguh komitmen; 9)
teguh pada nilai-nilai tertentu; 10) hidup dalam keyakinan; 11) ketegasannya
dalam hidup nampak dan jelas sebagai orang yang memiliki integritas; dan 12)
sikap ini lahir karena adanya kebiasaan.
Hubungannya dengan empat budaya kerja lainnya?
Orang yang memiliki kompetensi dan disiplin adalah orang yang yakin dengan
keilmuannya dan ia berjalan di atas keilmuannya dan itu adalah bagian
integritas. Orang yang cerdas untuk senantiasa mengkreasikan hal-hal baru dan
memashlahatkan yang lama namun selalu berpikir ke depan dan visioner adalah
bagian integritas. Mereka yang bertanggung jawab dengan tugas pokoknya adalah
bagian dari integritas dan mampu menjadi sung tulodo, menjadi teladan
dan role model adalah juga bagian integritas.
Membangun integritas sejatinya adalah keharusan
semua insan Indonesia khususnya ASN Kementerian Agama, namun adanya pola pikir
masyarakat kita yang memandang bahwa keteladanan harus dimulai dari atas dan top
leader, dalam konteks ini maka setiap decision maker harus
menampilkan integritas yang nyata, satunya kata dan perbuatan. Meskipun
demikian, sesungguhnya membangun integritas bukan hanya merupakan kewajiban bagi
setiap atasan dan pejabat tetapi hendaknya oleh setiap insan Kementerian Agama
bahkan untuk semua ASN di semua kementerian, karena setiap kita hakikatnya
adalah khalifah fil ardh. Kata khalifah fil ardh dimaknai sebagai
pengelola, pengatur dengan berbagai variannya yang berdekatan dengan makna
pemimpin. Jika demikian, siapa yang mesti memiliki sikap ini, ya, semua insan ASN.
Jika kita tidak membangun institusi kita dengan
integritas, lantas siapa lagi?**
Tidak ada komentar